简体版 繁體版 English
Masuk Daftar

contoh kalimat classical latin

"classical latin" terjemahan bahasa Indonesia  
ContohHandphone
  • Codices are described in certain works by the Classical Latin poet, Martial.
    Kodeks disebut-sebut oleh penyair Latin klasik, Martialis, dalam beberapa karyanya.
  • In Latin it eventually took the 'c' form in Classical Latin.
    Selanjutnya dalam bahasa Latin huruf itu mengambil bentuk C pada alfabet Latin klasik.
  • Through overseas trade, the island has given its name to the Classical Latin word for copper through the phrase aes Cyprium, "metal of Cyprus", later shortened to Cuprum.
    Melalui perdagangan luar negeri, pulau itu telah menyerahkan namanya ke kata Latin Klasik untuk tembaga melalui fase aes Cyprium, "logam Siprus", kemudian disingkat menjadi Cuprum.
  • Grammarians of the period modified the Latin language, changing it from the Classical Latin of the Roman Empire into a more flexible form to fit the needs of the Church and government.
    Para ahli bahasa kala itu mengubah suai bahasa Latin dari ragam klasik warisan Kekaisaran Romawi menjadi ragam yang lebih luwes agar selaras dengan kebutuhan Gereja dan pemerintah.
  • The Julio-Claudian emperors encouraged high standards of correct Latin (Latinitas), a linguistic movement identified in modern terms as Classical Latin, and favoured Latin for conducting official business.
    Kaisar-kaisar dari dinasti Julio-Klaudianus mendorong penggunaan bahasa Latin yang benar dan berstandar tinggi (Latinitas), pergerakan linguistik yang di dunia modern dikenal dengan bahasa Latin Klasik, dan lebih menyukai penggunaan bahasa Latin dalam urusan-urusan resmi.
  • In addition to studying classical Latin and Greek, Renaissance authors also began increasingly to use vernacular languages; combined with the introduction of printing, this would allow many more people access to books, especially the Bible.
    Selain mempelajari bahasa Latin klasik dan Yunani, penulis Renaissance juga mulai semakin menggunakan bahasa daerah; dikombinasikan dengan pengenalan pada pencetakan, hal ini akan memungkinkan lebih banyak orang yang mengakses buku, terutama Alkitab.
  • The Julio-Claudian emperors, who claimed descent from the Virgilian hero Aeneas, encouraged high standards of correct Latin (Latinitas), a linguistic movement identified in modern terms as Classical Latin, and favored Latin for conducting official business.
    Kaisar-Kaisar dari Dinasti Yulia-Klaudia (yang mengklaim sebagai keturunan pahlawan Aeneas) mendorong penggunaan standar Latin yang dianggap benar (Latinitas), yang kemudian diidentifikasikan sebagai Bahasa Latin Klasik oleh para ahli modern, dan para kaisar ini juga memilih bahasa Latin untuk urusan resmi.
  • Molière is often associated with the claim that comedy castigat ridendo mores or "criticises customs through humour" (a phrase in fact coined by his contemporary Jean de Santeuil and sometimes mistaken for a classical Latin proverb).
    Molière sering dihubungkan dengan pernyataan bahwa komedi adalah castigat ridendo mores atau "mengritik adat-istiadat melalui humor" sebuah ucapan yang sesungguhnya diciptakan oleh seseorang yang hidup dalam satu masa dengan Molière, Jean de Santeuil, dan kadang dianggap sebagai sebuah peribahasa Latin lama.
  • Only works of special importance have had concordances prepared for them, such as the Vedas, Bible, Qur'an or the works of Shakespeare, James Joyce or classical Latin and Greek authors, because of the time, difficulty, and expense involved in creating a concordance in the pre-computer era.
    Hanya karya-karya penting yang dibuatkan konkordansi, seperti Weda, Alkitab, Al-Qur'an atau karya-karya Shakespeare, James Joyce atau penulis Latin dan Yunani klasik, karena jumlah waktu, kesulitan, dan biaya yang terlibat dalam menciptakan sebuah konkordansi dalam era pra-komputer.
  • Itself deriving from classical Latin pagus which originally meant 'region delimited by markers', paganus had also come to mean 'of or relating to the countryside', 'country dweller', 'villager'; by extension, 'rustic', 'unlearned', 'yokel', 'bumpkin'; in Roman military jargon, 'non-combatant', 'civilian', 'unskilled soldier'.
    Kata itu sendiri berasal dari kata Latin Klasik pagus yang awalnya berarti 'wilayah yang dibatasi oleh penanda-penanda', paganus pada saat itu juga berarti 'dari atau berkaitan dengan daerah pedesaan', 'penghuni negeri', 'penduduk desa'; dengan perluasan, 'rustic', 'tidak terpelajar', 'yokel', 'bumpkin'; dalam jargon militer Romawi, 'non-kombatan', 'penduduk sipil', 'tentara tak terlatih'.